Osteoporosis, penyakit tulang sistemik

Mungkin Anda sering mendengar kata Osteoporosis, atau ada juga yang menyebutnya keropos tulang. Istilahnya tidak terlalu keliru, karena menurunnya massa tulang dan rapuhnya struktur tulang, memang menjadikan tulang seolah-olah keropos dan mudah patah. Osteoporosis adalah penyakit sistemik, artinya ketika anda sudah terdiagnosis, maka tulang yang mengalami kerapuhan bukan hanya sebagian, tapi seluruh tulang dalam tubuh anda. Penyakit ini termasuk kategori degeneratif, artinya memang terkait dengan usia. Pembentukan tulang dimulai sejak manusia dalam kandungan dan mencapai puncaknya pada dekade ke 3. Setelah itu massa tulang akan turun secara gradual setiap tahunnya, dan akan lebih cepat setelah menopause.

Komponen yang berperan dalam menjaga kekuatan tulang adalah sel osteoblas, sel osteoklas, kalsium, dan vitamin D. Tulang sebenarnya mengalami pembentukan dan penghancuran secara kontinyu selama kehidupan. Pembentukan tulang diperantarai oleh osteoblas, sementara penghancuran, atau lebih tepat disebut penyerapan tulang, adalah tugas osteoklas. Kalsium merupakan komponen utama dalam tulang, sedangkan vitamin D mengatur kadar kalsium dalam tubuh. Faktor lain seperti hormon dan obat-obatan yang mempengaruhi keempat komponen tadi dapat mempengaruhi kekuatan tulang. Aktivitas fisik ternyata juga berpengaruh terhadap osteoblas dan osteoklas, sehingga wajar atlet atau olah ragawan memiliki massa tulang yang berbeda dibandingkan yang tidak penah berolah raga. Aktivitas osteoklas pada penderita osteoporosis umumnya lebih tinggi dibandingkan osteoblas, ketidakseimbangan inilah yang menyebabkan tulang menjadi rapuh.webmd_rm_photo_of_porous_bones

Apakah semua orang akan mengalami osteoporosis? Tidak juga, yang pasti akan terjadi adalah penurunan masa tulang. Namun, apabila kita memiliki cadangan tulang yang baik, konsumsi makanan dengan kalsium dan vitamin D yang cukup pada masa-masa puncak pembentukan tulang, berolah raga rutin, dan meghindari rokok atau alkohol, maka penurunan masa tulang tersebut tidak akan sampai menyebabkan osteoporosis. Selain usia dan menopause, ada beberapa faktor risiko osteoporosis seperti jenis kelamin perempuan, kurangnya konsumsi kalsium, merokok, alkoholik, riwayat trauma, pengguna obat kortikosteroid, penyakit gangguan hormon, dan sebagainya. Sehingga, mungkin saja osteoporosis ini terjadi pada usia-usia produktif. Setiap osteoporosis harus dicari dulu penyebab sekundernya sampai terbukti tidak.

Seseorang dicurigai menderita osteoporosis apabila diantaranya

  1. riwayat patah tulang karena trauma minimal
  2. penurunan tinggi badan
  3. postur semakin bungkuk

ditambah dengan riwayat penyakit atau kebiasaan sebelumnya, maka dokter dapat mencurigai seseorang tersebut mngalami osteoporosis. Untuk diagnosis pasti, sampai saat ini masih menggunakan pemeriksaan radiologis densitometri tulang (BMD). Pemeriksaan ini seperti foto rontgen biasa, idealnya menggunakan tulang punggung. Namun, apabila ada satu dan lain hal yang membuat pengukuran di tulang punggung tidak optimal, maka dapat menggunakan foto tulang panggul atau lengan bawah. Hasil pemeriksaan ini perlu diinterpretasikan dengan teliti oleh dokter, karena konsekunsi dari diagnosis osteoporosis adalah terapi seumur hidup.h9991233

Tujuan dari terapi osteoporosis adalah mencegah terjadinya patah tulang dan perburukan nilai BMD. Seseorang penderita ostoporosis yang pernah patah tulang, maka risiko untuk mengalami patah berikutnya meningkat 4x. Mengapa patah tulang menjadi masalah? Penderita osteoporosis umumnya adalah lansia, dimana patah tulang pada lansia membawa dampak yang sangat besar mengingat proses pemulihan yang tidak secepat usia muda. Lansia dengan patah tulang, seringnya pada panggul atau tulang belakang, akan menyebabkan imobilisasi, meningkatnya risiko infeksi, intake yang sulit, depresi, ketergantungan, dan berbagai masalah lainnya yang berujung pada tingkat mortalitas yang tinggi.

Mengobati osteoporosis, sama seperti penyakit lain, ada komponen non-famakologis dan farmakologis. Pengobatan non-farmakologis yang dianjurkan diantaranya adalah:

a. olah raga teratur, untuk memperkuat sistem muskuloskeletal, sehingga mengurangi risiko terjatuh. Olah raga perlu dilakukan baik pada mereka yang belum osteoporosis, sudah osteoporosis, atau mereka yang sudah mengalami patah tulang. Penderita osteoporosis tidak dianjurkan melakukan gerakan-gerakan menghentak, berputar, melompat, menekuk tulang belakang, atau menggunakan beban terlau berat.

b. menjaga asupan kalsium secukupnya (1000-1500mg/hr)

c. stop rokok dan alkohol

d. hindari obat-obatan kortikosteroid bila tidak diperlukan, hati-hati penggunaan obat herbal atau jamu-jamuan yang tidak jelas kandungannya

e. cukupi kebutuhan vitamin D, bukan hanya dari makanan atau suplemen tetapi juga dari paparan sinar matahari pagi

f. hindari jatuh, misalnya dengan memodifikasi lingkungan (lantai jangan licin, pegangan, hilangkan undakanyang tidak perlu).

g. berkonsultasi dengan dokter, baik terkait penyakit osteoporosisnya atau penyakit lain yang berkaitan

Pengobatan khusus untuk osteoporosis ada beberapa macam, Saya akan coba singgung satu persatu. Setiap pengobatan pasti ada efek sampingnya, sehingga pemilihan obat-obatan harus disesuaikan dengan kondisi pasien.

Bisfosfonat

Obat ini bekerja dengan menghambat osteoklas. Awalnya obat ini hanya ada dalam sediaan oral (tablet). Penyerapannya buruk dan efek samping nya cukup mengganggu, apalagi harus dikonsumsi setiap hari. Bisfosfonat harus diminum dalam kondisi perut kosong, posisi tegak, tidak boleh langsung berbaring, dan harus diminum dengan air putih. Efek samping yang sering dirasakan adalah regurgitasi asam lambung, sehingga dada terasa panas, terutama jika cara meminumnya tidak sesuai petunjuk diatas. Sekarang sudah ada bisfosfonat generasi terbaru yang memiliki kemampuan antiresorpsi tulang lebih tinggi dan tidak perlu dikonsumsi setiap hari, bisa mingguan, bulanan, atau 3 bulanan. Bahkan sudah ada bisfosfonat dalam sediaan infus, tidak lagi diminim, dan diberikan setahun sekali. Penggunaan bisfosfonat dapat menyebabkan penurunan kadar kalsium, sehingga asupan kalsium harus dipastikan cukup.

Raloksifen dan Fitoestrogen

Estrogen sudah diketahui memiliki peranan dalam mencegah osteoporosis. Wanita menopause juga diketahui mengalami penurunan masa tulang lebih cepat dibandingkan saat masih menstruasi. Dengan memberikan hormon estrogen, maka diharapkan proses resorpsi tulang akan terhambat. Namun, estrogen tidak hanya bekerja pada tulang, tetapi juga di payudara dan dinding rahim. Sehingga, pemberian estrogen memiliki risiko kanker pada organ-organ tersebut. Raloksifen adalah estrogen yang selektif bekerja pada tulang tapi tidak pada payudara dan dinding rahim. Rsiko kanker payudara masih tetap ada meskipun kecil, dan skrining berkala tetap diperlukan. Efek samping lain dari raloksifen adalah risiko penggumpalan darah dan penyakit-penyakit yang terkait.

Fitoestrogen adalah senyawa menyerupai estrogen, namun dihasilkan oleh tumbuhan seperti kacang kedelai dan buah-buahan. Efeknya terhadap tulang sama seperti raloksifen. Isoflavon, salah satu fitoestrogen yang telah dibuat dalam sediaan obat, dikombinasikan bersama kalsium dan vitamin D. Penggunaan isoflavon yang sudah fixed combination perlu hati-hati pada penderita gangguan ginjal.

Kalsitonin

Adalah hormon yang menyimpan kalsium dalam tulang. Sediaan obatnya berupa semprot hidung dan suntikan. Efektifitasnya untuk terapi osteoporosis masih lebih rendah dibandingkan bisfosfonat atau raloksifen. Penulis belum mendapatkan studi-studi lebih lanjut mengenai preparat hormon kalsitonin ini.

Stronsium ranelat

Obat ini bekerja dengan meningkatkan kerja osteoblas dan menghambat osteoklas. Sama seperti pengobatan osteoporosis lainnya, asupan kalsium dan vitamin D harus tercukupi jika menggunakan obat ini, namun pemberiannya tidak boleh bersamaan. Efek sampingnya berupa rasa tidak nyaman di lambung.

Vitamin D

Vitamin D berperan dalam meningkatkan penyerapan kalsium di usus. Sebenarnya vitamin D banyak diproduksi dalam tubuh. Makanan seperti ikan, mentega, susu, kedelai,dsb mengandung provitamin D, bukan vitamin D. untuk merubahnya memerlukan bantuan sinar matahari, maka sering0sering lah terpapar sinar matahari di pagi hari. Meskipun begitu, ada pula suplemen vitamin D dalam bentuk aktif, bagi mereka yang memang tidak bisa terpapar sinar matahri karena alasan penyakit atau lainnya.

Kalsium

suplemen kalsium bukanlah pengobatan tunggal osteoporosis. Kalsium diperlukan untuk pembentukan tulang dan terapi tambahan pada penderita osteoporosis. Konsumsi kalsium yang berlebihan juga tidak dianjurkan. Asupan kalsium yang dianjurkan adalah sekitar 1200mg per hari.

Operasi

dilakukan bila penderita osteoporosis mengalami patah tulang. Penderita osteoporosis yang sudah mengalami patah tulang dan dioperasi, tetap menjalani pengobatan dengan obat-obatan yang telah disebutkan diatas.

Tujuan pengobatan osteoporosis adalah tidak terjadi perburukan dari kepadatan tulang. BMD diulang setiap tahun dan dievaluasi. Tujuan lain tentunya mencegah terjadinya patah tulang.

Jadi, penurunan kepadatan tulang pasti terjadi, namun osteoporosis bisa kita cegah. Cegah mulai sejak dini, saat usia produktif, dengan diet cukup kalsium, vitamin D, olah raga, hindari rokok dan alkohol. Salam tulang sehat!a9e86828f18bc9d42ab3d0116ad0925e

Leave a comment